Upaya Pencapaian Sistem Informasi Berbasis Komputer
Penggunaan program komputer untuk pengolahan informasi sudah
digunakan sejak tahun 1954 ketika satu program komputer disusun untuk mengolah
bidang akuntansi, untuk mengolah daftar gaji dan program ini disebut
program data akuntansi. Aplikasi tersebut kemudian diikuti untuk mengolah
program lainnya yaitu sistem informasi manajemen, sistem pembuat keputusan,
automatisasi kantor, dan sisitem pakar. Kelima aplikasi inilah yang termasuk Computer
Based Information System (CBIS) atau Sitem Informasi Berbasis Komputer.
CBIS
merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah Informasi yang berkualitas dan
dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi
yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan
informasi yang berbasis pada komputer.Sistem Informasi “berbasis komputer”
mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem
informasi.
Menurut
Brigida (2012), CBIS mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting
dalam sebuah sistem informasi, meskipun secara teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan
komputer dalam kegiatannya, namun pada prakteknya dengan data dan kebutuhan
informasi yang begitu kompleks maka peran teknologi komputer sangat dibutuhkan,
peran komputer ini dikenal dengan istilah “computer based” karena digunakan
untuk mengolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut “Computer Base Information System” atau sistem informasi berbasis computer.
Evolusi
Sistem Informasi Berbasis Computer
1. Fokus Data (SIA/DPA)
Sistem informasi akuntansi
melaksanakan akuntansi perusahaan, aplikasi ini ditandai dengan pengolahan data
yang tinggi dan bertujuan untuk mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan
perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi serta menyediakan informasi
bagi pemakai didalam maupun diluar perusahaan.
2. Fokus Informasi (SIM)
Seiring dengan diperkenalkannya
generasi baru alat penghitung yang memungkinkan prosesnya lebih banyak.Hal
tersebut dioerientasikan untuk kosep penggunaan komputer sebagai sistem informasi
manajemen (SIM), yang berarti bahwa aplikasi komputer harus diterapkan dengan
tujuan utama untuk menghasilkan informasi manajemen.
3. Fokus Pada Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem komputer yang interaktif yang
membantu pembuatan keputusan dalam menggunakan, memanfaatkan data, model untuk
memecahkan masalah yang tidak terstruktur. Sistem ini bertujuan untuk
memberikan dukungan untuk pembuatan keputusan pada masalah yang semi/tidak
terstruktur, memberikan dukungan pembuatan keputusan kepada manajer pada semua
tingkat untuk membantu integrasi antar tingkat dan meningkatkan efektifitas
manajer dalam pembuatan keputusan & bukan peningkatan efisiennya
4. Fokus Pada Komunikasi (Otomatisasi
Kantor)
Semua sistem elektronik formal &
informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi informal ke dan dari
orang-orang di dalam maupun di luar perusahaan.Sistem ini memiliki fungsi untuk
memudahkan jenis komunikasi baik lisan maupun tulisan & menyediakan
informasi yang lebih baik untuk pengambilan keputusan.
5. Fokus Konsultasi (Sistem Pakar)
Program komputer yang berfungsi
seperti manusia yaitu memberi konsultasi kepada pemakai mengenai cara pemecahan
masalah.
Berdasarkan
beberapa evolusi yang ada diatas menunjukkan bahwa dari setiap masing-masing
sistem memiliki manfaat dan tujuan yang dibutuhkan dalam pencapaian yang
menggunakan sisten informasi berbasis komputer.
Penerapan
Sistem Informasi Akuntansi berbasis computer salah satunya Audit
Sistem Informasi . Audit Sistem Informasi adalah sebuah proses yang sistematis
dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah
sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat
mencapai tujuannya.
Tujuan
itu antara lain adalah:
1. Pengamanan
atas aktiva
Dukungan
sistem informasi berbasis komputer dalam pengamanan aktiva yang terdapat di
bagian atau fungsi pengolahan data elektronik, yang meliputi: hardware,
software, personel, file data dan pendukung sistem informasi. Hardware dapat
saja rusak, data dapat hilang dan masih banyak kemingkinan yang terjadi.
Seperti halnya aktiva lain, sistem informasi juga harus didukung oleh suatu
sistem pengendalian internal yang memadai. Dukungan sistem informasi berbasis
komputer dalam pengamanan aktiva
Juga tidak
terbatas hanya pada assets bagian PDE saja, tetapi meliputi juga bagian-bagian
lain dalam organisasi.
2. Pemeliharaan
atas integritas data.
Integritas data
(data integrity) di dalam sebuah sistem informasi berbasis komputer mempunyai
pengertian bahwa data yang diolah dalam suatu sistem informasi berbasis
komputer haruslah data yang memenuhi syarat:
* lengkap (completeness)
* mencerminkan suatu fakta yang sebenarnya
(soundness)
* asli, belum diubah (purity)
* dapat dibuktikan kebenarannya
3. Peningkatan
Efektivitas
Penggunaan
sistem informasi berbasis komputer harus dapat meningkatkan efektifitas dalam
pencapaian tujuan organisasi.Hal ini berarti adanya evaluasi sistem informasi
dan kebutuhan pemakai terhadap sistem informasi.
4. Peningkatan
Efisiensi
Penggunaan
sistem informasi berbasis komputer harus dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya yang dibutuhkan dalam upaya mendukung efisiensi operasi
organisasi.Hal ini berarti adalah sebuah sistem informasi yang efisien yaitu
dengan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk mencapai tujuan
organisasi.
Dampak Komputer
dalam Audit
Pada
saat komputer pertama kali digunakan, banyak auditor mempunyai pemikiran bahwa
proses audit akan harus nbanyak mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan
penggunaan teknologi komputer. Ada dua utama yang harus diperhatikan dalam
audit atas pemrosesan data elektronik, yaitu pengumpulan bukti (evidence
collection) dan evaluasi bukti (evidence evaluation).
1. Proses
Pengumpulam Bukti
Proses
keandalan pengumpulan bukti dalam sebuah sistem yang terkomputerisasi
seringkali akan lebih kompleks daripada sebuah sistem manual. Hal ini terjadi
karena auditor akan berhadapan dengan keberadaan sebuah pengendalian internal
pada sebuah sistem informasi berbasis komputer yang kompleks karena teknologi
yang melekat dan sangat berbeda dengan pengendalian sistem manual. Sehingga
sebuah sistem informasi berbasis komputer secara alamiah mempunyai inherent
risk yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemrosesan manual.
Sebagai contoh
dalam sebuah proses ‘update‘ data memerlukan seperangkat pengendalian yang
memang berbeda karena kondisi alamiah yang melekatinya. Atau dalam proses
pengembangan sebuah sistem, maka diperlukan pengendalian lewat berbagai ‘testing
program’ yang mungkin tidak ditemui dalam sistem manual. Untuk itu auditor
harus mampu memahami pengendaliannya untuk dapat memperoleh keandalan sebuah
bukti yang kompeten.
Namun,
memahami pengendalian dalam sebuah sistem yang berbasis teknologi sangatlah
tidak mudah.Perangkat keras maupun lunak terus berkembang secara cepat seiring
perkembangan teknologi.Sehingga selalu ada kesenjangan waktu antara teknologi
yang dipelajari oleh auditor dengan perkembangan teknologi yang cepat.Contohnya
dengan meningkatnya penggunaan transmisi komunikasi data, maka auditor paling
tidak juga harus memahami prinsip-prinsip kriptografi (penyandian) dalam sebuah
jaringan yang terintegrasi.
2. Evaluasi
Bukti
Bukti
audit dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer seringkali berupa
angka-angka digital, dan kadangkalan sulit dalam penelusurannya karena tidak
berbentuk fisik seperti di lingkungan manual.dokumen-dokumen konvensional
(hardcopy) yang bersifat verifiable evidence dan mengarah ke paperless office.
Dokumen atau hardcopy bukan lagi menjadi bagian utama untuk tujuan
pencatatan.Dokumen-dokumen tersebut digantikan dengan sinyal kode binarydigit
dalam bahasa komputer yang intangible.
Interaksi
keahlian dalam Audit Sistem Informasi
Audit Sistem Informasi bukan hanya sekedar perluasan
dari traditional auditing (manual auditing). Kebutuhan akan audit sistem
informasi beranjak dari dua hal, yaitu: Pertama, auditor menyadari bahwa
komputer berpengaruh dalam fungsi atestasi yang mereka lakukan. Kedua,
organisasi dan manajemen menyadari bahwa sistem informasi komputer merupakan
sumberdaya yang bernilai sehingga perlu adanya pengendalian seperti halnya
sumberdaya lain dalam organisasi.
Audit
Sistem Informasi merupakan interseksi dari empat bidang ilmu, yaitu:
1. Taditional
Auditing (Traditional Auditing)
Traditional
Auditing memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang teknik pengendalian
internal di sebuah sistem informasi.Beberapa pengendalian yang dilakukan dalam
audit tradisional dapat dilakukan secara langsung dalam pengendalian di
lingkungan PDE. Metodologi umum untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang
digunakan pada lingkungan PDE berasal dari audit tradisional. Auditor yang
berpengalaman dan dengan tambahan pemahaman pengetahuan tentang komputer akan
lebih mudah menerapkan logika pengendalian internal yang tradisional ke basis
komputer.
2. Information
System Management
Banyak
kejadian ketika awal penerapan sebuah sistem pemrosesan data elektronik terjadi
banyak ‘kecelakaan’.Seringkali memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sering
pula terjadi kegagalan dalam pencapaian tujuan.Hal ini karena belum adanya
manajemen sistem informasi yang baik pada saat itu. Sebuah Information System
Management akan menghasilkan cara-cara penerapan sistem informasi berbasis
komputer pada perusahaan dengan lebih baik melalui tahap-tahap pengembangan
sistem, seperti: analisis sistem, perancangan sistem, programming, testing,
implementation dan kemudian operasional serta pemantauan dan evaluasinya.
3. Computer
Science
Pengetahuan
teknik mengenai ilmu komputer sangat penting agar dapat menghasilkan kemampuan
sistem informasi berbasis komputer yang dapat digunakan untuk safeguard assets,
integritas data, efektifitas dan efisiensi. Teknologi komputer yang berkembang
pesat dengan munculnya e-commerce, e-business, dan sebagainya akan membawa
pengaruh besar kepada perkembangan teknologi informasi.
4. Behavioral
Science
Kegagalan
penerapan sistem informasi berbasis komputer di banyak organsiasi seringkali
juga karena masalah perilaku organisasional, yang terkadang sering diabaikan
dalam pengembangan sistem informasi. Kegagalan tersebut dikarenakan oleh adanya
‘resistance to change’ yang berasal dari puhak-pihak yang terkena dampak
penerapan sistem informasi berbasis
Referensi:
http://www.kompasiana.com/ervanhasby/sistem-informasi-berbasis-komputer-cbis_5718ef2f61afbdc10a007217
Disusun Oleh
·
Rio
Rizky Abadi
·
Rully
Setiawan
·
Shabrini
·
Susi
Sunarsih
·
Wahyu
Hidayat
Komentar
Posting Komentar